Pasien Narkolepsi Masih Bisa Hidup Nyaman dengan Trik Seperti Ini


Apa jadinya bila seseorang tak dapat beraktivitas dengan baik karena sering ngantukan, bahkan tertidur di tengah berkegiatan? Hidupnya mungkin tak bisa berjalan normal.

Akan tetapi dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra memastikan narkolepsi bukanlah kondisi yang mematikan. "Cuma menurunkan kinerja," tandasnya.

Dengan kata lain, penyandang narkolepsi masih bisa hidup seperti orang-orang tanpa narkolepsi lainnya. Lagipula, gejala kantuk yang dialami penyandang narkolepsi masih dapat dialihkan pada kegiatan lain.

"Bisa saja dengan kesibukannya. Maka dari itu para penyandang narkolepsi disarankan untuk tidak bekerja monoton," lanjutnya.

Namun opini berbeda diungkapkan ahli bedah saraf dari Mayapada Hospital, dr Roslan Yusni Al Imam Hasan SpBS. "Ngantuk ngantuk aja dia, dan langsung dalam keadaan tidur dalam (REM/Rapid Eye Movement)," timpalnya dalam perbincangan terpisah dengan detikHealth, dan ditulis Rabu (18/11/2015).

Baca juga: Tak Bisa Sembuh, Pasien Narkolepsi Bergantung pada Obat Pengendali Gejala
Lantas apa yang harus dilakukan penyandang narkolepsi agar bisa hidup nyaman? Pakar kesehatan tidur, dr Andreas Prasadja RPSGT dari RS Mitra Kemayoran meminta agar mereka yang mencurigai dirinya terkena narkolepsi untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

"Jangan anggap sepele kebutuhan tidur. Kalau perlu dicatat juga pola tidurnya, apakah udah sesuai atau belum selama dua minggu," sarannya.

Dari jurnal tersebut nantinya akan ketahuan apakah rerata tidur seseorang sudah mencapai 7-9 jam dalam sehari atau belum. Kemudian bisa dicek sendiri apakah yang bersangkutan masih merasakan kantuk berlebih atau tidak, meskipun jam tidurnya sudah terpenuhi. Jurnal ini pulalah yang bisa menjadi petunjuk dokter ketika pemeriksaan di laboratorium tidur dirasa perlu.

Baca juga: Jangan Diremehkan, Ini Dampaknya Jika Narkolepsi Tidak Tertangani
Bila memang pasien terdiagnosis dengan narkolepsi, dokter akan meresepkan obat-obatan. Sebagian pakar juga akan merekomendasikan untuk perubahan gaya hidup seperti memperbaiki pola tidur, olahraga, dan hanya mengonsumsi makanan sehat.

Akan tetapi dr Roslan atau lebih akrab disapa dr Ryu, mengatakan upaya semacam ini jarang membantu mengurangi gejala narkolepsi. "Mungkin kalau ringan iya, tapi jarang saya temui," tuturnya.

Yang paling penting adalah si pasien diberitahu bahwa dirinya menyandang narkolepsi. Jangan sampai mereka melakukan aktivitas seperti berkendara atau berenang seorang diri, karena ini dapat membahayakan keselamatannya.

"Orang-orang di sekitarnya juga perlu tahu kalau dia ini narkolepsi, jadi jangan dimarah-marahin kalau ngantukan,"

Ganja Gorilla dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental


Salah satu perhatian saya belakangan ini adalah semakin pintarnya para pengedar zat adiktif atau barang terlarang yang bisa membuat mabuk generasi muda.

Pintarnya lagi adalah mereka mulai membuat racikan (cocktail) zat tersebut dari bahan-bahan yang belum dikategorikan sebagai obat terlarang, narkotika atau psikotropika, sehingga masih bisa mengelak dari hukum pidana terkait dengan pengedaran zat narkotika dan psikotropika tanpa wewenang.

Mereka sudah tahu, mengedarkan zat-zat, seperti heroin, kokain, ganja, ekstasi, sabu, dan obat psikotropika tanpa izin, adalah tindakan melanggar hukum. Jadi, mereka mulai mencari alternatif.

Salah satu fenomena yang sedang marak belakangan ini adalah tembakau Gorilla yang dikatakan memiliki efek seperti ganja. Berita tentang hal ini sebenarnya sudah mulai marak sejak awal tahun 2015, tetapi makin lama makin banyak berita tentang hal ini sehingga akhirnya menarik minat Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menyelidiki.

Pemakai dari tembakau Gorilla ini mengatakan adanya efek seperti ganja yang dirasakan seperti rasa senang yang berlebihan, walaupun ada efek samping yang dirasakan, seperti halusinasi dan rasa kaku sekujur tubuh, sehingga dikatakan seperti tertimpa gorila. Tidak heran, banyak pemakainya mengatakan bahwa zat ini berefek mirip ganja.

Dalam penelusuran berita terkait hal ini dikatakan bahwa tembakau Gorilla mengandung zat sintetis mirip ganja (canabinoid), yaitu AB-CHMINACA.

Kepala Humas BNN Kombes Pol Selamet Pribadi, seperti dikutip dari berita metronews.com, Jumat (9/10/2015), mengatakan bahwa zat ini memiliki sifat seperti canabinoid atau halusinogen (zat yang bisa menyebabkan halusinasi). Artinya, zat ini bisa menimbulkan gejala gangguan jiwa, seperti halusinasi.

Bahayanya

Zat yang dapat menyebabkan gejala gangguan jiwa seperti euforia ataupun halusinasi berbahaya bagi otak pemakainya. Euforia atau senang berlebihan dan halusinasi atau gangguan persepsi sehingga orang bisa melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada sumbernya adalah dua gejala gangguan jiwa yang terkait dengan aktivitas zat kimia di otak (neurotransmiter) dopamin.

Dopamin di otak, jika dalam jumlah yang seimbang, sebenarnya berfungsi untuk proses berpikir dan merasakan sesuatu. Jika jumlahnya berlebihan, maka kondisi itu bisa menimbulkan gejala gangguan jiwa, seperti halusinasi dan delusi (biasanya delusi paranoid, misalnya ketakutan atau kecurigaan yang berlebihan bahwa ada seseorang yang akan berbuat jahat terhadap dirinya).

Inilah yang juga terjadi pada pasien gangguan jiwa skizofrenia paranoid. Pasien skizofrenia paranoid biasanya mengalami halusinasi dan delusi karena dopamin di otaknya berlebih.

Maka dari itu, tidak bisa dipungkiri bila pemakaian zat yang bisa memicu peningkatan aktivitas dopamin di otak, seperti ganja atau tembakau Gorilla, bisa memicu terjadinya gangguan jiwa, apalagi pada individu dengan sistem otak yang memang sudah rentan dan mempunyai bawaan genetik gangguan jiwa skizofrenia paranoid.

Hal inilah yang mungkin perlu diketahui oleh para anak muda pengguna zat-zat adiktif dan berbahaya yang sering kali menimbulkan gejala gangguan jiwa.

Banyak yang masih berpendapat bahwa kalau pakai sekali-kali tidak masalah. Hal ini sangat tidak tepat. Saya dalam praktik pernah menemukan pasien yang mengalami halusinasi dan delusi menetap setelah mencoba mengisap ganja sekali saja. Pasien sampai menyesal tak terkira, tetapi apa daya nasi telah menjadi bubur.

Keinginan coba-coba yang kuat sering kali membuat penilaian anak muda menjadi salah terkait obat-obatan terlarang. Mereka sangat ingin mencoba dan merasakan efeknya karena pengaruh teman-teman.

Beberapa anak muda yang memang dasarnya suka mabuk dan ingin selalu high memang memanfaatkan pengetahuan tentang obat secara salah. Banyak dari mereka yang coba-coba berbagai macam zat agar mendapat efek "gitting" alias getting high dengan cara mencampur obat.

Tugas BNN akan menjadi lebih berat ke depannya untuk mendeteksi setiap upaya dari orang-orang tertentu yang memang berniat tidak baik untuk membuat generasi muda jadi generasi yang bodoh dan maunya senang dengan cara instan.

Selain dengan pendidikan berkaitan dengan narkotika dan psikotropika, BNN juga perlu mempunyai upaya mendeteksi zat-zat yang berbahaya di pasaran yang belum termasuk dalam UU Narkotika dan Psikotropika.

Upaya laporan dari masyarakat perlu ditindaklanjuti untuk membuat kerja proaktif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan zat yang bisa merusak generasi muda Indonesia.

BNN tidak boleh kalah pintar dengan para peramu obat yang berusaha terus-menerus mencari celah dalam mendapatkan zat yang efeknya sama dengan obat-obatan terlarang. Semoga kita semua bisa saling berkontribusi.

Akibat Mendengkur Lebih Buruk Bagi Wanita


Mendengkur sepanjang malam memang sangat mengganggu bagi pasangan, tetapi dibaliknya ada bahaya nyata yang mengintai, di antaranya hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung hingga penyakit-penyakit pembuluh darah dan jantung lainnya.

Para ahli dari Divisi Kardiologi, Brigham and Women's Hospital di Boston menemukan bahwa ngorok lebih berbahaya bagi jantung wanita dibanding jika diderita pria.

Ngorok sepanjang malam dan kantuk berlebihan di siang hari (hipersomnia) merupakan tanda utama dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Henti nafas tidur terjadi sebagai akibat saluran nafas atas yang melemas dan menyempit saat seseorang terlelap.

Udara yang lewat akan menggetarkan area lunak di saluran nafas yang sempit. Tetapi yang berbahaya adalah ketika saluran tersebut kolaps dan tersumbat. Akibatnya, walau gerakan nafas berusaha menarik udara, tak terjadi pertukaran udara. Inilah henti nafas tidur atau obstructive sleep apnea.

Karena napas sesak, otak akan membangunkan tubuh sejenak untuk mengambil nafas. Tanpa sadar, pendengkur akan terbangun berulang kali. Ia tak terjaga.

Akibatnya penderita sleep apnea akan merasa tak segar saat bangun dan terus mengantuk sepanjang hari. Ini disebut sebagai hipersomnia.

Berbagai penelitian sebelumnya sudah menyebutkan bagaimana ngorok sangat mengganggu kesehatan jantung dan pembuluh darah. Sleep apnea, menyebabkan hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, depresi hingga disfungsi seksual.

Sayangnya, kebanyakan penelitian dilakukan pada pasien pria. Karena memang penderita sleep apnea terbanyak adalah kaum adam. Tetapi penderita wanita juga ternyata banyak jumlahnya.

Penelitian

Penelitian terbaru yang diterbitkan pada jurnal Circulation, mencoba melihat efek sleep apnea pada jantung pria dan wanita. Para peneliti tersebut mengikuti 737 pria dan 879 wanita dengan usia rata-rata 63 tahun yang telah diperiksakan tidurnya menggunakan polisomnografi (laboratorium tidur). Di awal penelitian, kesemuanya tidak menderita penyakit jantung apa pun.

Lalu kadar troponin T diperiksakan. Troponin T adalah protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika jantung terganggu. Jika ditemukan pada orang sehat, maka bisa diindikasikan bahwa orang tersebut memiliki peningkatan risiko menderita penyakit jantung di kemudian hari.

Tim peneliti tersebut mengikuti data para pasien selama 14 tahun. Semua kejadian gagal jantung, penyakit jantung koroner maupun kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah dicatat.

Hasilnya, ternyata sleep apnea secara independen berhubungan langsung dengan peningkatan kadar troponin T, gagal jantung dan kematian pada wanita. Pada wanita ditemukan juga bahwa sleep apnea akibatkan pembengkakkan jantung.

Para peneliti menyimpulkan bahwa ngorok dan sleep apnea memberikan efek buruk pada kesehatan jantung. Hanya saja pada wanita akibatnya bisa lebih buruk dibandingkan pria.

Sementara dari berbagai penelitian lain, didapati bahwa perawatan dengkur sedini mungkin akan menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sayangi jantung, atasi mendengkur.

Waspada Diabetes... Cukup 5 Detik Anda Bisa Lakukan Uji Gula Darah!


Untuk mendeteksi suatu penyakit, tak cukup mengacu pada gejala yang muncul saja. Sebagai contoh penyakit diabetes, misalnya. Salah satu cara mendeteksinya adalah dengan melakukan uji kadar gula darah secara teratur.
diabetes merupakan penyakit kronis dan bersifat seumur hidup. Saat ini, tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit tersebut. Sebagai langkah antisipasi, dalam hal ini, memantau kondisi gula darah menjadi penting dilakukan.

Pada umumnya, tes ini baik dilakukan setidaknya tiap tiga tahun sekali. Namun, bila Anda mengalami gejala-gejala umum seperti cepat lapar, sering merasa haus, dan sering buang air kecil, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk segera menjalani tes untuk memastikan diabetes.
Biasanya Anda akan disarankan berpuasa selama 8 jam sebelum melakukan tes. Sebagai gambaran, seseorang dikatakan pra-diabetes bila kadar gula darah berkisar ada dalam rentang 100 mg/dl hingga 125 mg/dl. Namun, bila hasil tes melebihi 126 mg/dl, kemungkinan seseorang positif menderita diabetes.
Alternatif Uji Kadar Gula Darah
Selain memeriksa di rumah sakit atau laboratorium, cara deteksi diabetes sudah mulai berinovasi. Sebagai alternatif, saat ini Anda sudah bisa memeriksakan sendiri riwayat kadar gula darah Anda, misalnya menggunakan alat uji mandiri milik One Touch Ultra 2.
Alat ini dapat memberikan informasi akurat kadar gula darah Anda. Bentuknya yang praktis sehingga bisa disimpan ke saku kecil atau dibawa saat Anda beraktivitas.
Cek gula darah mandiri baik dilakukan bagi Anda yang belum maupun sudah memiliki diabetes. Hasil pengecekan yang tersaji di layar dalam kurun waktu 5 detik saja bisa membantu memantau kadar gula darah sewaktu-waktu.
Bagi penderita diabetes, uji gula darah mandiri menunjukkan kepada Anda dan dokter Anda perkembangan hasil dari perawatan insulin yang telah dijalani dari hari ke hari. Selain itu, cek gula darah mandiri membantu memberikan informasi pengaruh jenis dan porsi makanan yang dikonsumsi terhadap kadar gula darah.
Sederhananya, pengujian mandiri hanya membutuhkan sedikit sampel darah yang diletakkan pada blood strip. Saat pengujian, masukkan blood strip kemudian taruh jarum penusuk (Ultrasoft Lancet) ke perangkat. Setelah itu, gunakan Blood Sampler untuk mengambil darah dari jari Anda.
Lewat teknologi FastDraw, Anda hanya perlu menunggu proses pengukuran kadar gula darah selama 5 detik saja. Pastikan Anda membersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas beralkohol agar tidak infeksi dan tetap steril.
Hasil uji kadar gula darah secara teratur bisa membantu Anda bisa lebih waspada terhadap risiko diabetes. Selanjutnya, sambil mengontrol gula darah, mulailah gaya hidup sehat dengan berolahraga, merawat diri dan mengatur pola makan.

Main Game Terlalu Lama, Hati-hati "Cybersickness"


Sekalipun sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan smartphone yang berlebih memberikan efek negatif seperti menjadi lupa dengan keadaan sekitar.
Bahkan baru-baru ini, para ilmuwan menemukan kondisi bernama cybersickness yang disebabkan oleh penggunaan smartphone atau gadget yang berlebihan.

Cybersickness memengaruhi sekitas 80 persen populasi pengguna smartphone, dan menimbulkan efek seperti perasaan pusing, mual, dan juga mengganggu keseimbangan seseorang saat ataupun setelah menggunakan gawai.

Keadaan ini mirip seperti mabuk atau motion sickness, bedanya, motion sickness disebabkan karena tubuh merasakan pergerakan di otot dan telinga bagian dalam tapi tidak melihatnya, sementara cybersickness terjadi saat kita melihat pergerakan di layar tetapi tidak merasakannya. Misalnya saat bermain game balapan atau game yang pergantian gambarnya cepat, atau saat menggulung layar dengan cepat.

Faktor lain yang memicu cybersickness adalah seberapa realistis gambar yang ditampilkan. Menurut Thomas Stoffregen, profesor di University of Minnesota, semakin realistis tampilanya, semakin mudah juga seseorang terkena cybersickness.

Beberapa studi yang mempelajari mengenai cybersickness menemukan bahwa wanita lebih mudah terkena cybersickness dibandingkan laki-laki. Orang-orang dengan kepribadian Tipe A atau orang-orang yang percaya diri dan tegas juga lebih rentan terkena cybersickness, begitupun dengan gamer yang menghabiskan waktunya bermain game di gawai.

Diperlukan Aturan Gratifikasi Kedokteran


Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengaku prihatin dengan pemberitaan mengenai oknum dokter yang menerima suap dari perusahaan farmasi. Menurut Ketua KKI, Bambang Supriyatno, peraturan gratifikasi kedokteran dibutuhkan.
"KKI mendorong diterbitkannya peraturan tentang gratifikasi dokter oleh pihak berwenang sehingga dokter dan masyarakat dapat memahami dan saling memahami,” kata Bambang dalam jumpa pers, Jumat (21/11/2015).
Menurut Bambang, perlu diperjelas mana yang merupakan gratifikasi dalam dunia kedokteran dan mana yang tidak. Misalnya, para dokter terkadang didanai oleh perusahaan farmasi untuk penambahan ilmu. Dalam hal yang wajar atau berkaitan dengan penambahan ilmu, para dokter menilai pendanaan tersebut bukan gratifikasi.
“Kedepannya harus ada kesepakatan apa definisi gratifikasi. Karena bisa saja institusi KPK menganggap itu gratifikasi, ada juga yang menganggap itu bukan gratifikasi. Jadi harus ada kesepakatan,” kata Bambang.
Selain itu, menurut Bambang barangkali perlu dipertegas aturan antara dokter dan perusahaan farmasi. Ia mengatakan, upaya pencegahan sudah dilakukan sejak awal para dokter masih menjadi mahasiswa, bahwa dokter harus independen dalam menentukan obat yang tepat untuk pasien.

Jika melanggar, ada sanksi etik dan disiplin dari Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) maupun Majelis Komite Etik Kedokteran (MKEK). Bisa pula ditindak secara hukum jika ada pelanggaran hukum.
Sanksi yang diberikan bisa pencabutan izin praktek sementara maupun tetap. Bambang menegaskan, KKI tidak akan mentolerir pelanggaran disiplin profesi.
Perlu diketahui, dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 14 Tahun 2014, sebenarnya telah mengatur mengenai gratifikasi. Dokter bisa dikatakan menerima gratifikasi jika menerima sesuatu hal yang tidak wajar. Penerimaan itu berkaitan dengan jabatannya untuk melakukan sesuatu.

Akui Rasa Kesepian Baik untuk Kesehatan


Kesepian telah dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan , di antaranya depresi, obesitas, dan kematian dini. Pasalnya, kesepian dapat memperburuk gejala stres yang akhirnya berdampak negatif pada kesehatan fisik Anda.


Menjaga kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman, bergabung dengan klub atau komunitas, serta meluangkan waktu untuk bersosialisasi, tentu dapat membuat Anda tak merasa sendiri. Namun menurut pelitian terbaru, ada cara lain yang lebih efektif untuk memerangi rasa sepi.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology menyimpulkan, mengatasi kesepian bisa dilakukan tanpa kehadiran orang lain, yang artinya Anda sendiri pun bisa mengatasinya. Dalam studi tersebut, peneliti menganalisa  537 mahasiswa, rata-rata ialah perempuan usia 22 tahun.

Para peserta diminta untuk mengisi survei tentang rasa kesepian mereka, suasana hati mereka, gejala fisik yang tidak menyenangkan, serta asupan alkohol.

Para peneliti lalu membagi kuesioner yang berisi tentang: Kesadaran (yang berisi sejauh apa kejujuran seseorang tentang tingkat kesepian yang merka hadapi), Perilaku (tingkat di mana orang bertindak sesuai dengan keyakinan mereka), Orientasi (bagaimana mereka terbuka dan jujur pada orang lain), serta Pengelolaan Bujukan (seberapa baik seseorang dapat menjadi diri sendiri tanpa terpengaruh oleh pendapat orang lain).

Hasilnya, mahasiswa perempuan yang jujur pada diri sendiri tentang rasa kesepian yang mereka rasakan akan sangat mungkin terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rasa kesepian tadi.

Sebaliknya, mereka yang tak jujur kalau dirinya kesepian seperti “memaksakan” diri untuk melakukan sesuatu yang tak disukai, menjadi periang—padahal ia seorang pendiam—demi disukai bayak orang, atau mengunjungi tempat-tempat yang sedang hits hanya karena ingin dianggap punya pergaulan luas, malah menigkatkan perasaan depresi.

“Akhirnya, orang-orang yang jujur tentang masalah yang sedang dihadapi dan tetap menjadi diri sendiri lebih mungkin untuk terhindar dari hal-hal yang sebenarnya tidak membuat mereka bahagia serta terhindar dari hal-hal kontraproduktif seperti minum alkohol. Bahkan ketika mereka kesepian, mereka akan tahu siapa saja orang yang tepat untuk membantu mereka mengkahiri  kesepian. Sehingga kesepian lebih mudah teratasi,” kata salah satu penulis studi.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme