Pasien Narkolepsi Masih Bisa Hidup Nyaman dengan Trik Seperti Ini
04:14
Unknown
, Posted in
kesehatan
,
2 Comments
Apa jadinya bila seseorang tak dapat beraktivitas dengan baik karena sering ngantukan, bahkan tertidur di tengah berkegiatan? Hidupnya mungkin tak bisa berjalan normal.
Akan tetapi dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra memastikan narkolepsi bukanlah kondisi yang mematikan. "Cuma menurunkan kinerja," tandasnya.
Dengan kata lain, penyandang narkolepsi masih bisa hidup seperti orang-orang tanpa narkolepsi lainnya. Lagipula, gejala kantuk yang dialami penyandang narkolepsi masih dapat dialihkan pada kegiatan lain.
"Bisa saja dengan kesibukannya. Maka dari itu para penyandang narkolepsi disarankan untuk tidak bekerja monoton," lanjutnya.
Namun opini berbeda diungkapkan ahli bedah saraf dari Mayapada Hospital, dr Roslan Yusni Al Imam Hasan SpBS. "Ngantuk ngantuk aja dia, dan langsung dalam keadaan tidur dalam (REM/Rapid Eye Movement)," timpalnya dalam perbincangan terpisah dengan detikHealth, dan ditulis Rabu (18/11/2015).
Baca juga: Tak Bisa Sembuh, Pasien Narkolepsi Bergantung pada Obat Pengendali Gejala
Lantas apa yang harus dilakukan penyandang narkolepsi agar bisa hidup nyaman? Pakar kesehatan tidur, dr Andreas Prasadja RPSGT dari RS Mitra Kemayoran meminta agar mereka yang mencurigai dirinya terkena narkolepsi untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
"Jangan anggap sepele kebutuhan tidur. Kalau perlu dicatat juga pola tidurnya, apakah udah sesuai atau belum selama dua minggu," sarannya.
Dari jurnal tersebut nantinya akan ketahuan apakah rerata tidur seseorang sudah mencapai 7-9 jam dalam sehari atau belum. Kemudian bisa dicek sendiri apakah yang bersangkutan masih merasakan kantuk berlebih atau tidak, meskipun jam tidurnya sudah terpenuhi. Jurnal ini pulalah yang bisa menjadi petunjuk dokter ketika pemeriksaan di laboratorium tidur dirasa perlu.
Baca juga: Jangan Diremehkan, Ini Dampaknya Jika Narkolepsi Tidak Tertangani
Bila memang pasien terdiagnosis dengan narkolepsi, dokter akan meresepkan obat-obatan. Sebagian pakar juga akan merekomendasikan untuk perubahan gaya hidup seperti memperbaiki pola tidur, olahraga, dan hanya mengonsumsi makanan sehat.
Akan tetapi dr Roslan atau lebih akrab disapa dr Ryu, mengatakan upaya semacam ini jarang membantu mengurangi gejala narkolepsi. "Mungkin kalau ringan iya, tapi jarang saya temui," tuturnya.
Yang paling penting adalah si pasien diberitahu bahwa dirinya menyandang narkolepsi. Jangan sampai mereka melakukan aktivitas seperti berkendara atau berenang seorang diri, karena ini dapat membahayakan keselamatannya.
"Orang-orang di sekitarnya juga perlu tahu kalau dia ini narkolepsi, jadi jangan dimarah-marahin kalau ngantukan,"